Jumat, 31 Oktober 2014

Apa itu Rajah?

Di website ini, yang kami maksud RAJAH adalah kertas yang kami tulisi asmak, huruf, angka atau simbol khusus dengan tujuan mendapatkan keberkahan dari Allah untuk urusan tertentu. Secara prinsip AZIMAT dan RAJAH adalah sama, yang membedakan adalah cara pakainya. Cara penggunaan Rajah adalah direndam di air, kemudian air berkah tersebut dimanfaatkan untuk minum (misalnya untuk penyembuhan) atau untuk disiram di suatu tempat (misalnya untuk pemagaran gaib).

Salah satu keunggulan RAJAH dari kami adalah asli ditulis tangan dengan tinta khusus dan dengan tata cara khusus pula. Azimat & Rajah yang kami sediakan bukan hasil cetak, sablon, fotokopi atau print sebagaimana azimat yang banyak beredar di pasaran. Menurut penuturan para guru ilmu hikmah, azimat yang ditulis tangan jauh lebih baik daripada yang dicetak secara masal. Karena ketika seseorang ahli hikmah menulis azimat dengan tangannya sendiri, ada berkah tersendiri yang akan terkandung dalam azimat tersebut.

Semua rajahdari situs kami tidak ada pantangan, boleh dibawa masuk kamar mandi, bisa digunakan oleh semua agama, tidak ada efek samping, tidak menggunakan khodam atau bantuan makhluk gaib. Semua berkah yang ada adalah datang dari Allah, sedangkan azimat dan rajah hanyalah perantara. Oleh karena itu, jagalah iman dan akidah Anda jangan sampai Anda menganggap azimat dan rajah ini punya kekuatan sendiri.

Harap Anda bisa menilai positif perihal rajah yang bisa Anda dapatkan dengan mahar / infaq sejumlah tertentu. Infaq ini sekedar mengganti waktu, pelayanan dan biaya operasional kami. Jangan dianggap sebagai jual-beli berkah karena berkah dari Allah tidak bisa diperdagangkan. Kalaupun Anda memberi infaq kepada kami, berikanlah dengan ikhlas sebagai tanda terimakasih atau tanda bahwa Anda menghargai usaha orang lain yang membantu Anda.

Seorang sastrawan Arab pernah menulis: "Berharap segala yang dunia atau akhirat menjadi gratis, itulah tanda orang yang tidak menghargai manusia dan mengingkari sunatullah. Bahkan Allah memberi surga kepadamu pun tidak gratis. Kamu perlu membayarnya dengan ketaqwaan." Jika Anda cermati secara mendalam kalimat ini ada hikmah yang mendalam.

Bahkan Imam Tirmidzi juga meriwayatkan dari Abi Sa’id al Khudri bahwa Rasullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa tidak berterimakasih kepada sesama manusia berarti tidak berterima kasih kepada Allah SWT."